Profil Desa Lumbu
Ketahui informasi secara rinci Desa Lumbu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Lumbu, Kutowinangun, Kebumen, desa terluas di kecamatannya. Fokus pada ketahanan pangan (B2SA) dan pemberdayaan ekonomi melalui koperasi desa untuk sejahterakan 2.764 warganya di lahan subur seluas 328 ha.
-
Lumbung Pangan Masa Depan
Desa Lumbu secara aktif mengembangkan sektor pertanian dan peternakan melalui program strategis pemerintah seperti Rumah Pangan B2SA dan budidaya Ayam KUB, menjadikannya sebagai wilayah prioritas dalam penanganan isu ketahanan pangan di Kebumen.
-
Penggerak Ekonomi Kerakyatan
Dengan fokus pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, Desa Lumbu membangun fondasi ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dan keterampilan masyarakat.
-
Tata Kelola Pemerintahan Progresif
Di bawah kepemimpinan yang aktif, Pemerintah Desa Lumbu menunjukkan komitmen tinggi dalam transparansi anggaran dan partisipasi publik, serta aktif melibatkan lembaga desa seperti PKK dalam setiap program pembangunan dan sosial.

Terletak strategis di sisi utara Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Desa Lumbu tampil sebagai wilayah dengan potensi signifikan. Dengan luas wilayah mencapai 328 hektare, Lumbu memegang status sebagai desa terluas di kecamatannya, menjadi rumah bagi 2.764 jiwa yang tersebar di tujuh dusun. Di tengah bentangan lahan pertanian yang subur, desa ini tengah giat mengukir identitasnya, tidak hanya sebagai entitas agraris, tetapi juga sebagai model dalam pengembangan ketahanan pangan dan ekonomi kerakyatan yang terstruktur.
Melalui kepemimpinan yang dinamis dan partisipasi aktif warganya, Desa Lumbu secara sadar bertransformasi. Berbagai program pemerintah, mulai dari penguatan pangan bergizi hingga pelatihan usaha mikro, diserap dan diimplementasikan dengan antusias. Desa ini menjadi kanvas nyata dari upaya kolektif dalam membangun kemandirian, membuktikan bahwa potensi sebuah desa tidak hanya diukur dari luas wilayahnya, tetapi dari denyut nadi semangat warganya untuk maju bersama.
Geografi dan Demografi: Fondasi Pembangunan Desa
Secara geografis, Desa Lumbu berada di lokasi yang menguntungkan di Kecamatan Kutowinangun. Wilayahnya berbatasan langsung dengan sejumlah desa lain yang saling menopang aktivitas ekonomi dan sosial. Di sebelah utara, Lumbu bertetangga dengan Kecamatan Poncowarno. Di sisi timur, desa ini berbatasan dengan Desa Triwarno, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kuwarisan dan Desa Kutowinangun. Adapun di sisi barat, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Babadsari.
Dengan luas total 328 hektare atau setara 3,28 kilometer persegi, Desa Lumbu memiliki kepadatan penduduk sekitar 843 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup ideal untuk sebuah wilayah perdesaan, di mana lahan untuk pemukiman dan pertanian masih sangat seimbang. Populasi yang mencapai 2.764 jiwa (berdasarkan data terakhir yang tersedia) menjadi modal sosial yang besar bagi pembangunan desa.
Struktur administrasi Desa Lumbu terbagi ke dalam tujuh dusun yang menjadi pusat-pusat pemukiman dan kegiatan warga. Ketujuh dusun tersebut yakni Dusun Dungus, Dusun Lumbujurang, Dusun Lumbukwali, Dusun Kubanglandak Lor, Dusun Kubanglandak Kidul, Dusun Sinom dan Dusun Tembelang. Pembagian wilayah ini membantu mempermudah koordinasi pemerintahan desa dan pemerataan program pembangunan hingga ke tingkat komunitas terkecil. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan lahan sawah yang mendapatkan irigasi, memungkinkan aktivitas tanam padi hingga dua kali dalam setahun, ditopang oleh lahan kering yang dimanfaatkan untuk tanaman palawija dan pekarangan.
Pemerintahan Desa yang Proaktif dan Transparan
Roda pemerintahan Desa Lumbu digerakkan oleh tim yang solid di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Ratnawati, S.E. Visi dan misi pemerintah desa difokuskan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui tata kelola yang baik, pembangunan infrastruktur yang merata, serta pemberdayaan ekonomi dan sosial. Kantor desa yang beralamat di Jalan Kubang Landak tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi, tetapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat, mulai dari musyawarah desa hingga pelatihan.
Transparansi menjadi salah satu pilar utama dalam penyelenggaraan pemerintahan. Laporan pertanggungjawaban realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) secara rutin dipublikasikan agar dapat diakses oleh masyarakat luas. Keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan juga difasilitasi melalui Musyawarah Desa (Musdes), baik dalam perencanaan maupun penetapan perubahan APBDes. Pelaksanaan Musdes yang kerap dihadiri oleh unsur kecamatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah desa dengan lembaga-lembaga lainnya.
"Partisipasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan setiap program. Kami selalu berupaya agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi warga," ujar seorang perwakilan pemerintah desa dalam sebuah kesempatan. Komitmen ini terlihat dari aktifnya berbagai lembaga kemasyarakatan desa, seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), yang menjadi mitra strategis pemerintah desa dalam menjalankan program-programnya.
Menggalakkan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal
Desa Lumbu menempatkan sektor ketahanan pangan dan ekonomi sebagai prioritas utamanya. Berbagai inisiatif strategis telah diluncurkan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi bagi warganya, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. Salah satu program unggulan yang diadopsi ialah Rumah Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Program ini disosialisasikan secara masif, bahkan dengan kehadiran langsung dari jajaran pemerintah kabupaten, menandakan keseriusan Desa Lumbu dalam memerangi masalah gizi dan stunting.
Program B2SA ini kemudian diperkuat dengan Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius) yang menyasar anak-anak sekolah dasar. Melalui program ini, pemerintah desa bersama PKK aktif memberikan kudapan bergizi untuk memastikan generasi penerus tumbuh sehat dan cerdas. Inisiatif lainnya yang tak kalah penting adalah program "Gerakan Pangan Murah", di mana pemerintah desa memfasilitasi penjualan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau untuk menjaga daya beli masyarakat.
Di sisi pemberdayaan ekonomi, pemerintah desa mendorong pengembangan peternakan skala rumah tangga, salah satunya melalui sosialisasi dan pelatihan budidaya Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB). Ayam KUB dipilih karena memiliki produktivitas telur yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa, sehingga menjanjikan keuntungan ekonomi yang lebih baik bagi peternak.
Puncak dari upaya penguatan ekonomi lokal ialah inisiasi pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Pada Mei 2025, Desa Lumbu menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) untuk membentuk koperasi sebagai tindak lanjut dari instruksi pemerintah pusat. Kehadiran koperasi ini diharapkan dapat menjadi "kendaraan ekonomi bersama" yang dikelola secara profesional, transparan, dan berkelanjutan, serta mampu mewadahi berbagai potensi usaha yang ada di desa, mulai dari hasil pertanian hingga produk UMKM. Pelatihan keterampilan seperti pengolahan sabut kelapa dan singkong yang difasilitasi oleh dinas terkait juga menjadi bagian dari upaya menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten untuk mengisi ruang-ruang usaha di desa.
Kehidupan Sosial dan Budaya yang Guyub
Masyarakat Desa Lumbu hidup dalam tatanan sosial yang guyub dan memegang teguh nilai-nilai kebersamaan. Bahasa Jawa, dengan dialek yang dipengaruhi corak Banyumasan, menjadi alat komunikasi sehari-hari yang mempererat ikatan antarwarga. Kegiatan keagamaan dan tradisi lokal menjadi perekat sosial yang penting. Berbagai acara seperti pengajian, khotmil qur`an di Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ), dan peringatan hari besar Islam rutin dilaksanakan di setiap dusun.
Meskipun belum ada data spesifik mengenai kelompok kesenian yang menonjol secara khusus di Desa Lumbu, desa ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Kecamatan Kutowinangun. Kesenian seperti Jamjaneng (seni musik religi), Hadroh, dan tradisi gotong royong seperti Merti Bumi atau Sedekah Bumi merupakan bagian dari lanskap budaya yang hidup di tengah masyarakat.
Peran kaum perempuan juga sangat menonjol, terutama melalui kegiatan PKK dan Posyandu. Ibu-ibu kader aktif dalam berbagai program, mulai dari pendataan kesehatan balita, pencegahan stunting melalui pemberian makanan tambahan, hingga penyelenggaraan lomba-lomba yang memeriahkan hari kemerdekaan. Keaktifan ini menunjukkan bahwa perempuan di Desa Lumbu tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek penting dalam pembangunan desa.
Dengan segala potensi yang dimiliki—lahan yang luas, pemerintahan yang proaktif, serta semangat warga untuk maju—Desa Lumbu berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya. Desa ini bukan lagi sekadar titik di peta Kabupaten Kebumen, melainkan sebuah komunitas yang hidup, bertumbuh, dan berjuang bersama membangun masa depan yang lebih sejahtera dan mandiri dari lumbung pangannya sendiri.